Definisi Refleksi dalam Pendidikan Guru Penggerak dan Aksi Nyata di PMM

administrator Oktober 31, 2023

Definisi Refleksi

Refleksi adalah proses yang melibatkan individu secara aktif dan sadar dalam mengamati peristiwa atau pengalaman yang mereka alami. Ini melibatkan pemikiran yang mendalam dan pertanyaan yang diajukan untuk memahami mengapa suatu peristiwa terjadi, apa yang berbeda, apa yang baru, apa yang dirasakan, dan tindakan apa yang dapat menghasilkan hasil yang lebih baik di masa depan. Melalui refleksi, individu melatih diri untuk berpikir kritis dan terus belajar.

Refleksi merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Ini bukan hanya sekadar mengingat peristiwa atau fakta, tetapi juga mencakup pemahaman tentang makna dan konteks yang terkait dengan setiap pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh dari bacaan. Refleksi melibatkan sikap terbuka terhadap perubahan dan gagasan baru, mendorong individu untuk mencari, mengembangkan, atau menemukan wawasan baru. Jika ada perbedaan dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya, refleksi tidak mengabaikannya, melainkan mendorong individu untuk menyelidiki lebih dalam.

Sebagai pembelajar sepanjang hayat, individu yang merenung secara kritis terhadap diri sendiri akan menghargai dan membuka diri terhadap gagasan baru. Refleksi membantu individu membangun kesadaran yang lebih mendalam dalam memahami hasil belajar, menganalisis, menggali, mengembangkan wawasan, menyampaikan gagasan dengan argumen dan dukungan literatur yang relevan, serta mencapai kesimpulan yang dapat mendorong perbaikan dan pengembangan yang berkelanjutan ke depan.

Secara singkat, refleksi adalah proses yang membantu individu untuk menggali dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam, serta mengambil tindakan peningkatan dan perbaikan berkelanjutan dalam pembelajaran dan pengalaman mereka.

Manfaat Refleksi:

1. Konsistensi dan Koherensi: Refleksi membantu seorang pendidik untuk tetap konsisten dalam menjalankan profesinya, sehingga pikiran, kata-kata, dan tindakannya sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang diyakininya. Ini membantu menjaga integritas dan keandalan sebagai pendidik.

2. Pertumbuhan Pribadi: Melalui refleksi, seorang pendidik dapat terus belajar dan berkembang. Refleksi memungkinkan mereka untuk memahami pembelajaran mereka dengan lebih mendalam dan mencari cara untuk terus meningkatkan diri.

3. Komunikasi yang Efektif: Dengan refleksi yang mendalam, seorang pendidik dapat mengkomunikasikan kemampuan dan pengalaman mereka dengan lebih efektif kepada rekan kerja, siswa, dan orang tua. Mereka dapat dengan jelas menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana hal tersebut memengaruhi pendidikan.

Dalam konteks Pendidikan Guru Penggerak, kemampuan untuk merenungkan diri akan membantu seorang Pengajar Praktik saat memfasilitasi sesi refleksi bersama Calon Guru Penggerak dalam lokakarya. Selain itu, Pengajar Praktik akan memberikan penilaian yang objektif terhadap kemampuan refleksi Calon Guru Penggerak, membantu mereka untuk terus meningkatkan keterampilan refleksi mereka.

Model-Model Refleksi:

Terdapat beberapa model refleksi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam merenung. Di antaranya:

1. Segitiga Refleksi: Model ini mencakup empat kalimat rumpang yang harus diisi. Ini membantu dalam pemahaman, perbaikan diri, menentukan target pembelajaran berikutnya, dan merasakan perubahan.

2. Deal: Model ini merinci pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman. Ini mencakup berbagai pertanyaan yang membantu dalam pemahaman mendalam.

3. Empat P (4P): Model ini terdiri dari empat komponen: Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Perubahan. Masing-masing komponen mewakili pertanyaan yang membantu dalam memahami pengalaman dan mengidentifikasi perubahan yang mungkin diperlukan.

4. Papan Cerita Refleksi (Reflective Storyboard): Model ini mengandung empat gambar yang digambarkan secara berurutan. Setiap gambar memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan peristiwa, perasaan, pembelajaran, dan rencana di masa depan.

5. Teknik 6 Topi: Model ini melibatkan enam topik berpikir yang membantu dalam berpikir kritis dan kreatif. Setiap topik memiliki pertanyaan yang memandu dalam memahami pengalaman dan pembelajaran.

6. FSB (Fridge, Suitcase, Bin): Model ini mengkategorikan pembelajaran menjadi tiga bagian: hal-hal yang akan disimpan dan digunakan di masa depan (Fridge), hal-hal yang akan digunakan dalam waktu dekat (Suitcase), dan hal-hal yang akan dibuang atau dihindari (Bin).

7. Empat C (4C): Model ini mengacu pada Connection (Koneksi), Challenge (Tantangan), Concept (Konsep), dan Change (Perubahan). Setiap komponen memiliki pertanyaan yang membantu dalam menggali pemahaman dan merencanakan perubahan.

8. Model Cuaca: Model ini mengacu pada berbagai kondisi cuaca (cerah, hujan, kabut, salju, petir, angin, badai) dan setiap kondisi mengarah pada pertanyaan yang membantu dalam merenungkan pengalaman dan pembelajaran.

Pilihan model refleksi ini memberikan pendekatan yang beragam untuk merenungkan pengalaman, sehingga seorang pendidik dapat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dalam proses refleksi.

Tinggalkan komentar

Artikel Terkait